Jakartata, ZONASATU - Aktivis Media Sosial, Enda Nasution mengatakan bahwa dalam kondisi seperti saat ini wajar jika semua orang berusaha mencari informasi sebanyak mungkin. Namun demikian masyarakat harus diarahkan bahwa informasi yang diakses harus berasal dari sumber resmi agar tidak terjadi misinformasi.
“Sekarang ini
banyak informasi yang sifatnya salah atau misinformasi,
bukan hoaks yang beredar, karena kita terlalu cepat menyebarkannya tanpa kita
menunggu informasi itu bisa dikonfirmasi lagi. Contohnya, ada yang positif COVID-19
yang misalnya sudah kita sebarkan, ternyata belum 100 persen yakin karena ada tes
berikutnya,” ujar Enda Nasution di Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Untuk itulah menurut
Enda, perlunya peran dari pemerintah untuk mulai melakukan improvement dan perbaikan terkait manajemen penanggulangan wabah COVID-19
ini sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Tetapi dalam
waktu yang cukup singkat ini saya melihat banyak perbaikan yang dilakukan
pemerimtah. Di awal kita ingat informasi
masih jalan sendiri-sendiri tidak satu pintu, tidak jelas siapa yang jadi juru
bicara yang resmi, siapa yang bertanggung jawab. Tetapi sekarang itu semua
sudah jelas, lalu kemudian sumber-sumber informasi juga melalui website sudah mulai bermunculan secara
resmi, sehingga data itu sudah mulai terbuka untuk publik,” tutur Koordinator
Gerakan #BijakBersosmed ini.
Alumnus Teknik
Sipil ITB itu menyampaikan bahwa dari sisi komunikasi, pemerintah juga harus
sudah memiliki strategi baik itu untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Hal
ini untuk mengimbangi dan mengantisipasi apa yang terjadi di lapangan
kedepannya. Karena pentingnya komunikasi ke publik untuk menenangkan
masyarakat.
“Jadi kondisi
ini penting rasanya untuk memiliki strategi tadi, lalu tentunya juga didukung
dengan taktik dan metode yang selalu bisa di evaluasi setiap waktu. Hal ini untuk
memastikan agar tidak terjadi kepanikan, kesalahpahamamn maupun tidak terjadi
hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap sumber-sumber resmi pemerintah,” kata
pria yang juga dijuluki sebagai Bapak Blogger Indonesia itu.
Pria kelahiran
Bandung. 29 Juli 1975 itu mengungkapkan bahwa saat ini juga sudah ada upaya
swadaya dari masyarakat untuk mencoba mengklarifikasi informasi yang beredar
dan menjadi penengah terhadap informasi yang krusial dengan membuat platform
informatif untuk publik.
“Dari
pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo)
itu membuat platform informasi juga, lalu dari swadaya masyarakat seperti
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan dari Pemerintah Daerah seperti Jabar Saber Hoaks
untuk mengklarifikasi informasi yang beredar juga sudah,” ungkap Enda yang juga
Ketua Tim Jabar Saber Hoaks yang dibentuk Pemerintah Provisni Jawa Barat ini
Oleh karena itu
masyarakat sebagai pengguna media sosial, menurutgnya juga harus bisa melakukan
sesuatu dengan cara mendukung pihak-pihak tersebut. “Jadi mereka melakukan atau
membantu penyebaran informasi yang memang kita percaya betul, informasi-informasi
resmi, lalu kemudian juga tidak terlalu gampang untuk berkomentar negative,”
kata Enda.
Oleh karean itu Enda
meminta agar masyarakat jangan terlalu gampang untuk berkomentar negatif
terhadap upaya yang telah dilakukan pemerintah saat ini. Kalau merasa kesal
atau frustasi boleh saja mengkritik, namun janganlah mengeluarkan pernyataan nyinyir yang terlalu cepat.
“Karena sekarang
ini sepertinya kita terlalu mudah dan cepat untuk mengeluarkan kata yang menjelekkan
siapapun seperti kepada Presiden ayau Gubernur yang mana langkah yang telah
diambil tentunya dengan niat yang baik. Janganlah menjelekkan usaha-usaha yang sudah
dilakukan oleh banyak pihak, baik itu pemerintah, tenaga kerja kesehatan, para
dokter dan semua orang yang sedang berusaha untuk mencoba meredam dan membantu
semua pihak ini,” ujarnya.
Lebih lanjut
Enda menyarankan agar jangan sampai rasa ketidaksukaan kita terhadap seseorang
membuat kita gelap mata dan mengeluarkan kata-kata yang negatif. Karena hal
seperti itulah yang malah meracuni atmosfer informasi yang ada sekarang.
“Kritik boleh, silakan,
tapi ini situasinya dalam situasi yang tidak normal. Alangkah jauh lebih
baiknya kalau kita bisa menahan diri lebih kuat untuk tidak nyinyir dahulu. Harusnya kita saling
menyemangati dan saling menguatkan. Akan jauh lebih baik kalau memang kita bisa
melakukan sesuatu di lapangan, tapi kalau tidak bisa, minimal kita bisa ikut
menyebarkan informasi yang benar di sosial media,” terang Pria yang pernah
bekerja sebagai Internet Marketing Strategist di Bangkok, Thailand ini.
Pria yang juga pelaku
startup dan bertindak sebagai Eksekutif Direktur dari Gerakan Nasional 1000
Startup ini mengatakan bahwa untuk menghindari terjadinya misinformasi di
masyarakat, pemerintah daerah juga perlu berkoordinasi yang jelas dan komando
yang jelas dengan pemerintah pusat.
“Pemerintah
daerah dan pusat perlu bekerja sama dan satu
komando dalam memberikan informasi yang terpercaya dan paling bisa membantu
masyarakat baik itu untuk menenangkan maupun juga untuk memberikan informasi bagaimana
penanganan jika ada teman, keluarga maupun saudara kita yang terpapar atau
dicurigai punya gejala dari COVID-19 ini,” katanya mengakhiri.
Editor | : Adri Irianto |
Foto | : - |
Sumber | : - |
No comments:
Post a comment