Hal tersebut
diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol
Dr. Drs. Boy Rafli Ammar, M.H, dalam kegiatan Halal Bihalal dan Silaturahmi
Kebangsaan bersama para Tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga
Persahabatan Ormas lslam (LPOI) yang
diselenggarakan di Kantor BNPT, Jakarta, Senin (15/6/20/20).
“Peran-peran
ormas keagamaan utamanya ormas Islam ini menurut kami sangat penting. Kami berharap
ormas Islam bisa membantu meluruskan pemahaman-pemahaman menyimpang dari
orang-orang yang menjadikan agama sebagai alasan mereka melakukan tindakan
kekerasan, yang mana seolah-olah berjuang atas nama agama” ungkap Kepala BNPT,
Komjen Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar di acara tersebut .
Acara ini
dihadiri pula oleh Ketua Umum LPOI yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul
Ulama (PBNU) )
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA sebagai
pembicara utama bersama 14 ormas Islam lainnya yang tergabung dalam LPOI.
Lebih lanjut, Kepala
BNPT mengungkapkan, kerja sama antara BNPT bersama ormas Islam juga merupakan
pesan langsung dari Presiden RI, Joko Widodo, dimana saat dirinya dilantik
sebagai Kepala BNPT pada 6 Mei lalu, Presiden Joko Widodo berharap BNPT dapat
bekerjasama dengan para ulama moderat dari ormas-ormas Islam
“Presiden juga
memberikan pesan kepada kami, agar bisa bekerja sama dengan para alim ulama
moderat dan ormas Islam. Ini agar para ulama dan ormas Islam dapat memoderasi dan
meluruskan pikiran-pikiran dari kelompok radikal maupun kelompok pelaku teror
ini,” ujar mantan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Waka
Lemdiklat) Polri ini.
Lebih lanjut
alumni Akpol tahun 1988 ini menjelaskan, perkembangan pemahaman agama yang
menyimpang saat ini telah berkembang pesat di masyarakat, terutama dikalangan
anak muda. Sehingga memang sangat dibutuhkan orang-orang berpemahaman agama
yang moderat untuk dapat kembali meluruskan paham mereka.
“Kalau kita
lihat berapa banyak anak-anak muda kita yang terperangkap dan menjadi korban
dari pemahaman-pemahaman menyimpang ini. Jadi kita disini dalam rangka
memproteksi anak-anak muda kita kedepan, agar bagaimana mereka ini bisa ikut
membela negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia” ungkap mantan Kapolda
Papua ini.
Lebih lanjut, Kepala
Divisi Humas Polri ini menjelaskan peran ormas ini nantinya tidak hanya sebatas
di dunia nyata saja, tetapi juga bisa dilakukan di dunia maya juga. Dimana
ormas-ormas ini ikut serta memberikan literasi kepada masyarakat di dunia maya,
sehingga ruang publik di dunia maya tidak hanya diisi oleh orang-orang
berpemahaman radikal.
“Kami lihat
ormas-ormas Islam ini juga memiliki media sosial dan website. Tentu sangat kami
dukung, dalam upaya ikut meliterasi sehingga ruang publik yang ada di dunia
maya tidak dikuasai oleh kelompok-kelompok radikal yang tidak sesuai dengan
pemahaman-pemaham ulama kita yang dulu membangun bangsa ini, Tentunya ini
sangat kami apresiasi” ungkap mantan Kapolda Banten ini.
Untuk itu mantan
Kabid Humas Polda Metro Jaya ini berharap para ormas Islam untuk terus hadir di
masyarakat, sehingga bisa terus membantu dalam memoderasi masyarakat dari
pikiran-pikiran yang salah. “Kami memohon untuk terus hadir di masyarakat untuk
ikut serta memoderasi pikiran-pikiran tidak lazim tersebut agar kembali ke
metode dakwah Islam yang Rahmatan Lil Alammin,” ujar mantan Kapolrestabes
Padang ini mengakhiri.
Sementara itu
Ketua Umum LPOI Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA, mengatakan bahwa ormas Islam
yang tergabung dalam LPOI siap bekerja sama dan membantu BNPT baik dalam
pencegahan paham radikal terorisme, maupun penguatan empat pilar kebangsaan di
lingkungan masyarakat.
“Insya Allah
kami siap bekerja sama dengan BNPT untuk membantu mencegah penyebaran paham
raikal terorimse dan memperkuat empat pilar agar nantinya bisa dihayati oleh
masyarakat. Dan tentunya kami tidak dengan menggunakan metode doktrin layaknya seperti
zaman Orde Baru, tetapi dengan metode lain sehingga Pancasila bisa benar-benar
diterima dan dan dihayati dan diamalkan bersama,” ungkap Prof. Dr. KH. Said
Aqil Siraj, MA di acara tersebut.
Lebih lanjut Kiai Said Agil menjelaskan, Ormas Islam
yang ada di Indonesia ini merupakan kekuatan civil society non politik yang sangat penting di masyarakat. Dimana
ormas Islam ini tidak berkaitan dengan partai politik ataupun pemerintah. Namun
demikian ormas Islam ini memiliki fungsi yang cukup besar dalam merekatkan persatuan
di masyarakat.
“Ormas-ormas ini
adalah kekuatan civil society non
politik. Karena negara besar seperti negara kuat apapun, pasti juga sangat membutuhkan
kekuatan civil society. Jadi tidak
hanya kekuatan partai politik atau
kekuatan pemerintah saja. Tetapi ada juga kekuatan masyarakat non politik, non government sebagai perekat dan pemersatu
masyarakat, yaitu Ormas salah satunya ormas-ormas Islam,” ungkap Kiai Said yang
juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) ini.
Oleh karena itu
Kiai Said Aqil yang hadir mewakili ormas NU ini sangat mengapresiasi kegiatan Halal
Bihalal dan Silaturahmi Kebangsaan yang diselenggarakan BNPT tersebut bersama tokoh ormas Islam yang tergabung dalam wadah
LPOI ini. Dan berharap silaturahmi ini bisa terus berkelanjutan.
“Tentu saya
sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan bapak Komjen Boy Rafli Amar, yang
telah mengadakan silaturahmi dengan LPOI yang terdiri dari 16 ormas Islam. Yang
mana ormas-ormas Islam ini kebanyakan lahir sebelum NKRI atau bangsa ini lahir.
Dan semuanya ini ormas yang nasionalis. Ini adalah silaturahmi yang pertama dan
semoga bisa berkelanjutan,” ungkap Kiai Said Agil mengakhiri.
Sementara itu
Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsasi BNPT, Mayjen TNI
Hendri Paruhuman Lubis mengatakan bahwa ada dua hal penting mengapa ormas
keagamaan yang ada di Indonesia ini menjadi kunci dalam upaya pencegahan paham
radikal terorisme di Indonesia. Pertama, ormas keagamaan memiliki basis
dan akar kuat di tengah masyarakat.
“Dengan basis
massa yang cukup besar dan kuat, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan ini
berperan besar untuk menjadi partner negara dalam memberdayakan dan mencerdaskan
masyarakat, termasuk dalam konteks terorisme dalam upaya membentengi masyarakat
dari pengaruh paham radikal,” ujar alumni Akademi Militer tahun 1986 ini..
Lalu hal penting
kedua, menurut mantan Komandan Satuan
Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini, bahwa organisasi
kemasyarakatan dan keagamaan ini memiliki otoritas dan kredibilitas yang kuat di
tengah masyarakat khususnya terkait isu keagamaan dan kemasyarakatan.
“Berbicara
tentang isu keagamaan ini secara otoritatif tentunya tidak bisa dilepaskan dari
organisasi keagamaan. Karena masyarakat kita ini banyak menyandarkan
pengetahuan keagamaannya kepada ijtihad ulama dan ormas keagamaan,” tutur pria
yang juga pernha menjadi Dansat Intel Bais TNI ini.
Kemudian dalam
konteks terorisme menurut Deputi I, seringkali aktor dan jaringan kelompok
radikal terorisme ini sering kali memanfaatkan narasi keagamaan sebagai
justifikasi dan legitimasi gerakannya. Dengan melihat dua potensi inilah BNPT
memandang penting untuk mengajak ormas keagamaan ikut terlibat dalam upaya
mencari solusi permasalahan kebangsaan, yang salah satunya adalah masalah
terorisme ini.
“Ormas Islam
menjadi kunci keberhasilan dalam pencegahan paham radikal terorisme di
Indonesia karena ormas Islam di Indonesia telah memainkan peran yang sangat
besar bagi keberlangsungan negara ini. Ormas Islam yang lahir di Indonesia ini menunjukkan
karakter khas nusantara yang sejalan dengan prinsip kebangsaan. Oleh karena
itulah persoalan komitmen kebangsaan dan kenegaraan ormas Islam di Indonesia ini
sudah tidak diragukan lagi,” ujar mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus
ini.
Ormas-ormas
Islam yang hadir pada acara tersebut yakni Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syura Al~ Irsyad, Al~Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah/PERTI, Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathla’ul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam
(PERSIS), Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Ikatan Dai Indonesia (IKADI) dan PB
Nahdatul Wathan yang mana masing-masing
ormas ini dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil ataupun Sekjennya
Editor | : Adri Irianto |
Foto | : - |
Sumber | : - |
No comments:
Post a comment