Jakarta, ZONASATU - Tensi ketegangan antara militer China, AS dan sejumlah negara Indo-Pasifik di Laut China Selatan belum terlihat menurun. Sebaliknya semakin memanas dengan datangnya puluhan armada kapal perang dari berbagai negara termasuk India bergabung jadi satu dengan kapal induk AS yang sudah tiba lebih dulu.
Seluruh armada kapal perang tersebut dijadwalkan akan melakukan latihan perang dibawah pimpinan AS sekaligus menentang hegemoni China di Laut China Selatan.
Bagaimana dengan Indonesia? Untuk merespon ketegangan di LCS, TNI AL mengerahkan hampir seluruh armada perangnya dalam jumlah besar untuk digerakkan ke Pulau Dabo Singkep, Kepri yang tidak jauh dari Laut China Selatan.
Meski tidak tergabung dalam latihan militer yang digelar AS, Armada perang yang terdiri dari Koarmada I, Kolinlamil, Marinir, hingga Pusat Penerbang Angkatan Laut (Puspenerbal) juga direncanakan akan melakukan latihan militer gabungan yang disebut Geladi Tugas Latihan Tempur Tingkat III (L-3).
Total sebanyak 2000 prajurit TNI AL, Tank Amphibi, Artileri dan 26 kapal perang berbagai jenis dari Koarmada I dikerahkan.
Panglima Koarmada I, Laksma TNI Ahmadi Heri Purwono mengatakan jika Latgab ini bertujuan untuk menguji kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dari seluruh unsur kekuatan di lingkungan TNI AL.
"SSAT ini merupakan sistem terintegrity antar kesatuan. tujuannya untuk meningkatkan keahlian dan kemahiran prajurit mengoperasikan alatnya masing-masing," ujar Laksma TNI Ahmadi Heri Purwono, Kamis, 23 Juli 2020.
Disinggung tentang memanasnya situasi LCS, Laksma Heri menegaskan hal ini tidak ada kaitannya sama sekali. Tapi sebagaimana tugas pokok TNI AL yang bertanggung jawab dengan kedaulatan perairan Indonesia maka seluruh prajurit TNI AL siap.
Editor | : Indarti |
Foto | : Ist |
Sumber | : - |
No comments:
Post a comment